Judulnya belanja bulanan, tetapi ketika anda keluar dari supermarket atau snack shop, trolley anda ternyata dipenuhi barang-barang yang tak masuk daftar belanja tersebut. Pemborosan ini terjadi setiap bulan, tetapi anda tak juga kuasa menghentikannya.
Perlu anda ketahui, semua supermarket tentu memiliki store designer yang akan menata letak barang-barang sedemikian rupa sehingga menggiring anda ke tempat-tempat yang menyimpan produk-produk menarik. Belum lagi berbagai promosi harga barang yang memengaruhi anda untuk membeli barang di luar kebutuhan. Untuk menghindari pemborosan, anda harus tahu bagaimana mereka mengecoh anda selama ini.
1. Area pintu masuk dan kasir
Hati-hati dengan jebakan di area pintu masuk atau di kasir. Supermarket biasanya meletakkan berbagai produk dengan cara yang menggoda iman seorang impulse buyer seperti anda. Produk-produk, seperti majalah, cd, dvd, snacks, dan berbagai pernak-pernik lain, mungkin tak anda perlukan, tetapi akan sulit anda hindari, demikian menurut kit yarrow, psikolog dan profesor marketing di golden gate university di san francisco.
2. Bahan makanan
Para ahli meyakini bahwa buah dan sayur-sayuran diletakkan di bagian depan supermarket karena membeli makanan yang sehat membuat anda tidak begitu merasa bersalah. Namun, paco underhill, penulis why we buy, mengungkapkan alasan yang lebih jelas: produk bahan makanan memiliki margin keuntungan yang tertinggi dan anda akan cenderung segera ingin membelinya.
3. Penawaran khusus
Terlalu banyak penjualan snack shop bisa mendorong lebih banyak pembelian. Berbagai penawaran khusus, seperti ”beli mi instan lima dapat bonus satu” atau ”beli sampo jenis tertentu bisa dapat sampo jenis lain ukuran kecil” bisa mengganggu kemampuan kita menalar. Menurut yarrow, penawaran semacam itu akan membuat kita tak dapat mempertimbangkan nilai yang sesungguhnya.
4. Produk-produk tersembunyi
Supermarket biasanya meletakkan barang-barang yang paling laku di lorong bagian tengah. Dengan demikian, anda harus melewati banyak produk lain sebelum mendapatkan apa yang anda perlukan. ”penelitian menunjukkan bahwa orang membeli apa yang ada di hadapannya,” kata pakar ilmu ritel herb sorensen, yang juga penulis buku inside the mind of the shopper.
5. Produk ”private label”
Produk-produk yang diberi merek sesuai tempat di mana anda membelinya, misalnya dari minimarket, supermarket, hingga hipermarket, sering disebut lebih murah daripada produk sejenis dari merek lain. Namun, cara ini tak selalu berhasil. ”banyak brand terkenal juga bersaing dengan menawarkan harga yang lebih murah daripada private label,” ujar yarrow.
6. Sampel makanan
”meski anda tidak lapar, mencicipi sepotong makanan menunjukkan sinyal bahwa tubuh anda siap makan,” kata markman. Penelitian pun menunjukkan bahwa perubahan fisiologis ini membuat anda kurang teguh menahan keinginan belanja anda. ”tundalah mencoba sampel itu sampai sebelum keluar dari supermarket sehingga dorongan insulin tidak akan memengaruhi tujuan inti anda,” katanya.
sumber:Http://female.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar