Senin, 05 Juli 2010

Solusi Masalah Sampah Ala Dusun Sukunan

Solusi Masalah Sampah Ala Dusun Sukunan







Semoga ga repost ya gan...



Quote:
Suka atau tidak suka kita selalu berhubungan dengan sampah. Kecil sekalipun. Ketika sudah "diamankan" di tempat pembuangan akhir tetap saja timbul masalah : Sampah itu mau diapakan? Nah, kalau diperhatikan, alur penanganan sampah saat ini baru sebatas : kumpul – angkut- buang. Kalau dibiarkan menumpuk pasti menimbulkan bau dan mengganggu pandangan mata, kalau dibakar lebih mengganggu lgi juga bahaya bagi yang menghirup asapnya. Sampah yang menumpuk bertahun-tahun akan menyebabkan air yang berporkolasi ke dalam tanah tercemar.

Belajar dari Dusun Sukunan, Desa Banyuraden, Kecamatan Gamping, Sleman, DIY yang sudah berhasil mengelola sampahnya dengan baik hingga "hasil"nya pun turut dirasakan masarakatnya. Dan dijadikan dusun percontohan pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat.

Apa sih yang melatarbelakangi Dusun Sukunan susah-susah mengelola sampahnya?

Yaitu pengakuan dan keluhan warganya terhadap tumpukan sampah yang mereka hasilkan sendiri dirasa sangat mengganggu. Biasanya sampah rumah tangga mereka bawa ke sawah atau dipekarangan belakang rumah mereka untuk di kubur. Tapi ketika sudah tidak ada lagi lahan kosong untuk dibuat jugangan sampah, maka sampah-sampah tersebut akan dibakar, yang mengakibatkan keluhan gangguan kesehatan. Sehingga kemudian oleh beberapa warga yang peduli akan lingkungan dan masyarakat kampung munculah pikiran untuk mengelola sampah mereka. Tapi bagaimana caranya?

Akhirnya melalui proses belajar panjang dari berbagai sumber baik buku maupun mengamati langsung di tempat pembuangan akhir munculah rumus pengelolaan sampah berbasis gerakan 3R dusun sukunan, yaitu : Reduce, Reuse, dan Recycle.

Quote:
Reduce : mengurangi timbunan sampah
Reuse : memanfaatkan barang bekas
Recycle : mendaur ulang sampah
Yang bertujuan untuk meminimalkan jumlah sampah yang dibuang ke lingkungan (air, tanah, udara) serta memaksimalkan nilai dan potensi sampah sehingga dapat didayagunakan kembali oleh masyarakat.

Sasarannya siapa dan apa jawabannya adalah masyarakat kampung itu sendiri. Sampah dikelola dan diselesaikan oleh penghasil sampah sendiri (masyarakat : skala individu dan kelompok) secara baik dan benar tanpa tergantung pada dana pemerintah bahkan mendatangkan keuntungan untuk mereka sendiri.
Quote:
Bagaimana mekanisme pengelolaan sampah Dusun Sukunan ?
Spoiler for pengelolaan sampah:


Sumber gambar : Sosialisasi Pengelolaan Sampah Terpadu Contoh Dusun Sukunan (KKN UGM Hargobinangun 2008)
Quote:
Penanganan Sampah Organik

Penanganan sampah organik ditujukan pada pembuatan kompos mandiri. Pembuatan kompos ini dilakukan pada tiap rumah tangga dan tiap Rukun Tetangga (RT) kampung. Prosesnya sangat mudah, murah, serta bermanfaat.

Spoiler for Sampah dapur:
Sampah dapur (rumah tangga)

Sampah dapur tiap rumah diselesaikan dirumah masing-maisng. Tiap rumah diberikan 2 buah gentong yang tujuannya untuk dipakai bergantian tiap kali gentong penuh. Gentong yang akan dipakai sebelumnya sudah dibolongi bagian bawahnya.


membuang sampah dapur kedalam gentong untk bahan kompos

Pada layer pertama paling bawah gentong diisi kerikil, layer berikutnya gentong diisi sedikit kompos yang sudah jadi atau sampah yang sudah hampir menjadi kompos. Tujuannya untuk mempercepat pembusukan. Sampah dapur dipisahkah dan dikumpulkan didalam gentong 1. Satu atau dua kali seminggu isi gentong diaduk agar proses pembusukan merata dan optimal. Jika diberi akselerator pembusuk berupa inokulen maka kompos dapat dipanen dalam waktu 2-3 bulan. Tapi jika tidak, panen kompos baru bisa dilakukan sekitar bulan ke-6. Nah, jika gentong 1 sudah penuh maka proses pembuatan kompos pindah digentong ke-2 sambil menunggu panen kompos di gentong pertama. Begitu berselang seling gentong satu dan dua.

Hasil kompos produk rumah tangga biasanya mereka pakai sendiri untuk sawah mereka atau jika kelebihan mereka bisa menjualnya ke koperasi dusun yang khusus mengurusi kompos.

NB : Jumlah sampah dapur rumah tangga tentunya akan berbeda dengan dapur usaha (catering).

Spoiler for Sampah pekarangan:
Sampah pekarangan (RT)

Sampah pekarangan seperti (kebanyakan) dedaunan kering disatukan pada bak besar yang ditepatkan strategis di tiap RT untuk diolah menjadi kompos juga. Proses pengolahannya hampir sama dengan kompos dapur. Tetapi kali ini sebagai "kompos jadi" pada layer pertama diisi oleh kotoran hewan.

Hasil kompos dijual ke dusun untuk didistribusikan ke pasar. Dan hasil penjualannya dikembalikan pada kas RT. Hasil penjualan yang terkumpul di kas RT digunakan lagi untuk mengolah sampah dan untuk upah angkut sampah. Dengan alur seperti itu, warga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengelola sampah mereka. (mungkin iya diawal pengelolaan sampah terpadu ini).


tempat penampungan sampah pekarangan RT
Quote:
Penanganan Sampah Non-Organik

Tugas tiap rumah tangga yaitu memisahkan sampah plastik, logam dan kaca, serta kertas kemudianmembuangnya ke tong-tong sampah sesuai jenis sampah yang telah disediaan dusun untuk dikekola lebih jauh. Sampai sini tugas rumah tangga selesai.

Sampah sampah ini akan dibawa ke tempat pengumpulan sampah sementara dusun untuk dipilah mana yang masih dapat dijual mana yang tidak laku dijual. Hampir semua sampah non-organik laku dijual ke pengepul kecuali : Styrofoam, bekas pembalut/pempers, dan bungkus makanan yang berlapis alumunium foil. Jadilah tumpukan sampah di tempat pembuangan sementara dusun susut banyak tingginya. Sampah yang tidak laku dijual ini oleh dusun diolah menjadi 'barang' lagi kecuali bekas pembalut yang sampai saat ini tim pengelola sampah dusun belum tau bagaimana cara mengolahnya. Ada yang punya saran?

Styrofoam hancurkan menjadi bulk atau bubur untuk diolah menjadi pot dan batako yang dicampurkan dengan semen dan pasir (dengan takaran tertentu).


pot bunga dari styrofoam

Bungkus makanan yang berlapis alumunium foil (dengan syarat tertentu) disulap menjadi pembungkus berbagai accessories dengan memberdayakan ibu-ibu PKK.


berbagai kerajinan dari "sampah"

Dengan demikian, sampah yang akhirnya terpaksa dibuang dari kampung hanya sedikit. Paling tidak kampung ini sudah berusaha mengurangi tumpukan sampah di TPA Piyungan (untuk wilayah DIY). Dan hasil yang sekarang didapat dusun sukunan dari mengelola sampah tidak terlepas dari perjuangan dan kesadaran masyarakatnya untuk bersih dan cinta lingkungan. Kata pak Suharto (warga) "butuh kerja keras 3 bulan untuk sosialisasi kepada masyarakat untuk pekerjaan ini dan butuh setahun lebih untuk dusun ini benar-benar melaksanakan apa yang kita mau secara perlahan".

Memang sudah dijelaskan juga dalam Al Quran kan kalau tidak ada hal yang diciptakan Allah sia-sia. Tinggal bagaimana manusia berpikir untuk memanfaatkan sesuatu menjadi sesuatu. Inilah sebagian hasil berbagi kami dengan warga Dusun Sukunan. Kapan dong kampungmu mulai membereskan sampah sendiri??

Quote:
Sumber: http://lisaontheblog.wordpress.com/2...dusun-sukunan/
tambahan dari kaskuser:

Quote:
Originally Posted by rhondes View Post
oh desa sukunan ya gan, ane pernah kesana gan, tugas sekolah, kebetulan di sekolah ane ada pelajaran kaya Riset gitu deh gan (NAMCHE iklan dikit gan) dan suruh bikin kerajinan dari barang bekas terus lihat cara nya di desa sukunan ini gan. daerah jalan godean ni gan. Masyarakatnya ramah gan bukan hanya ramah kepada pengunjung namun ramah pada lingkungan juga nih gan.

Ni gan beberapa foto yang ane abadikan

Spoiler for sukunan:

Spoiler for sukunan:


kalo pengen lihat hasil kerajinan barang bekas anak sekolahan bisa juga gan mampir ke sekolah ane, ane dulu bikin tas belanja gan tapi dah di taroh sekolah gak sempet ane foto
makasih gan atas info tambahannya...


c.m.i.i.w
maap kalo repost
, silakan post reply, komentar yang baik, no JUNK,
dan click ini GRP
__________ __________ __________ __________ __________ __________ __________ __________ __________ ________

Kunjungi trit ane lainnya: Kontes Anjing Terjelek Dunia

Spoiler for HT:

Sumber dari http://kask.us/4547487 oleh SuperVad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post