Selasa, 06 Juli 2010

Intensitas Menonton Berita Kriminal

Intensitas Menonton Berita Kriminal

Intensitas Menonton Berita Kriminal Di Televisi Dan Kecemasan Pada Ibu Rumah Tangga

Psikologi sosial memandang bahwa penayangan tema-tema kekerasan di TV dalam jangka waktu yang luas akan menyebabkan penonton mendapatkan kesan bahwa dunia adalah tempat yang penuh dengan kekerasan . Kekerasan dalam media memberikan fakta mengenai norma social dan relationship, tentang makna dan tujuan, kemenangan dan kekalahan, resiko dalam kehidupan dan ganjaran yang akan diterima jika melanggar aturan sosial. Rasa takut atau cemas merupakan reaksi yang muncul dari tayangan kekerasan. Banyak penonton televisi meyakini bahwa kebanyakan orang hanya perduli akan kepentingannya sendiri, mengambil keuntungan dari orang lain dan tidak dapat dipercaya. Skenario kekerasan mempunyai fungsi ganda, yaitu menunjukkan kenyataan tentang kekuatan sosial dan kekerasan, juga dapat menimbulkan rasa takut, gelisah dan rasa ketergantungan para penontonnya (Brigham, 1991).


Televisi mempunyai kemampuan mempengaruhi pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Karena itulah salah satu bentuk informasi sugestif dalam media massa, yaitu iklan, selalu dimanfaatkan dalam dunia usaha guna meningkatkan penjualan atau memperkenalkan produk baru (Azwar, 1988). Penjelasan ini memberikan gambaran bagaimana hubungan intensitas menonton berita kriminal dengan kecemasan. Semakin sering orang menonton berita-berita kriminal akan memberikan opini dan kepercayaan bahwa dunia sudah tidak aman lagi, karena banyaknya tindakan kriminalitas yang terjadi dimasyarakat yang pada akhirnya menimbulkan rasa cemas bahwa dirinya akan mengalami kejadian yang sama. Seperti Yang diungkapkan perspektif perilaku bahwa kecemasan lebih dipicu oleh peristiwa eksternal spesifik daripada konflik internal. Kecemasan umum terjadi jika orang merasa tidak mampu mengatasi banyak situasi kehidupan sehari-hari dan dengan demikian merasa takut/cemas sebagian besar waktunya (Atkinson, dkk, edisi 11).
Bukti lain yang mendukung adanya kaitan antara intennsitas menonton berita kriminal yang merupakan salah satu bentuk tayangan kekerasan dengan kecemasan adalah penelitian yang dilakukan Praditya, dkk (1999). Penelitian yang dilakukan adalah untuk mencari “pengaruh tayangan adegan kekerasan yang nyata terhadap agresivitas “, subjek diberi tontonan yang menampilkan agresivitas yang nyata. Dari hasil observasi dan wawancara sebanyak 17% subjek yang baru pertama kali menonton kekerasan mengalami kecemasan dan kegelisahan. Sedangkan salah satu dari empat subjek yang telah menonton berkali-kali mengaku mengalami pusing yang hebat.
Pusing yang dialami subjek setelah menonton tayangan kekerasan berkali-kali adalah salah satu gejala kecemasan fisik seperti yang dijelaskan Hawari (2002), Darajat (1969) dan skala TMAS. Adapun kesimpulan dari penelitian ini sendiri tontonan kekerasan tidak berpengaruh terhadap peningkatan agresivitas justru menurunkan. Dari pengamatan yang diperoleh ditemukan bahwa subjek mengalami kecemasan dan kegelisahan saat diperlihatkan tayangan kekerasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post